Persib Bukan Klub Baru
BAGI Dadang Sudrajat, Persib Bandung bukanlah tim yang baru dibelanya. Sebab, pada Liga Indonesia (LI) IX/2003, penjaga gawang kelahiran 22 Maret 1979 itu sudah menjadi bagian dari skuad "Maung Bandung". Karena statusnya tak pernah beranjak dari pemain pengganti, setelah tiga musim bersama Persib, tepatnya usai LI XI/2005, kiper yang akrab disapa Bucek ini memutuskan untuk hengkang. Klub yang ditujunya adalah anggota Divisi I PSSI, Mitra Kukar Tenggarong yang ketika itu ditangani Ivan Kolev.
Cukup setahun mencari jam terbang bersama Mitra Kukar, Bucek kembali tampil di level kompetisi tertinggi ketika pada LI XIII/2007 direkrut Persitara Jakarta Utara. Di klub inilah, Bucek semakin matang, karena secara reguler dipercaya menjadi kiper utama. Penampilan konsistennya bersama Persitara membawanya ke Arema ketika era Liga Super Indonesia (LSI) mulai diputar pada tahun 2008. Di klub ini, Bucek tampil dalam 16 laga dari 34 pertandingan Arema sepanjang musim itu.
Setelah berkelana di tiga klub berbeda, Bucek memutuskan untuk pulang ke Bandung. Tim yang dibelanya adalah tetangga Persib, Persikab Kab. Bandung yang tengah berjuang promosi ke LSI di Kompetisi Divisi utama LI 2009/2010. Kendati Persikab gagal lolos ke LSI, Bucek malah mendapat keberuntungan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Di saat-saat akhir pembentukan tim, Persib membutuhkan seorang kiper menyusul terdepaknya penjaga gawang ketiga, Dedi Heryanto. Bucek pun dipanggil untuk dilihat kemampuannya oleh pelatih Daniel Darko Janackovic. Setelah sepekan berlatih, Janackovic yang menjelang kompetisi diganti Jovo Cuckovic merekomendasikan Bucek untuk direkrut manajemen klub. Bucek pun kembali ke Persib dan punya peluang beraksi di LSI lagi. "Persikab sebenarnya masih menginginkan saya bertahan. Namun, saya harus memilih Persib. Soal persaingan, saya siap bersaing di Persib," kata kiper yang belakangan akrab dengan nomor punggung 32 ini. |